BAB VII
MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN
MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN
Pengertian Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifa-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Tipe Masyarakat:
Pertama, satu masyarakat kecil yang belum begitu kompleks, yang belum mengenal pembagian kerja, belum mengenal struktur dan aspek-aspeknya masih dapat dipelajari sebagai satu kesatuan.
Kedua, masyarakat yang sudah kompleks, yang sudah jauh menjalankan sepesialisasi dalam segala bidang karena ilmu pengetahuan modern sudah maju, teknologi maju, sudah mengenal tulisan, satu masyarakat yang sukar diselidiki dengan baik dan didekati sebagian saja.
Unsur Lingkungan Perkotaan:
Wisma: Unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan social dalam keluarga.
Karya: Unsur ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kopta, karena unsur ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
Marga: Unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya di dalam kota (hubungan internal), serta hubungan antara kota itu dengan kota-kota atau daerah lainnya (hubungan eksternal).
Suka: Unsur ini merupakan bagian dari ruang perkantoran untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas-fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan, dan kesenian.
Penyempurnaan: Unsur ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam ke empat unsur di atas, termasuk fasilitas keagamaan, perkuburan kota, fasilitas pendidikan dan kesehatan, jaringan utilitas umum.
Fungsi External Kota:
Di pihak lain, kota mempunyai juga peran/fungsi eksternal, yakni seberapa jauh fungsi dan peran kota tersebut dalam kerangka wilayah dan daerah-daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik dalam skala regional maupun nasional. Dengan pengertian ini diharapkan bahwa suatu pengembangan kota tidak mengarah pada satu organ tesendiri yang terpisah dengan daerah sekitarnya, karena keduanya saling pengaruh-mempengaruhi.
MASYARAKAT PEDESAAN
Ciri-Ciri Desa:
Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antar ribuan jiwa.
Ada pertalian perasaan yang sama tentang keuskaan terhadap kabiasaan.
Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti: iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
Ciri-Ciri Masyarakat Pedesaan:
Di dalam masyarakat pedesaan di antar warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya.
System kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar keluargaan (Gemeinschaft atau paguyuban).
Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Pekerjaan-pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan (part time) yang biasanya sebagai pangisi waktu luang.
Masyarakat tersebut homogeny, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat dsb.
Unsur-Unsur Desa:
Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak, beserta penggunaannya, termasuk juga unsur lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan geografis setempat.
Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat.
Tata kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa. Jadi menyangkut seluk-beluk kehidupan masyarakat desa (rurual society).
Fungsi Desa:
Pertama, dalam hubungannya dengan kota, maka desa yang merupakan “hinterland” atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah pemeberian bahan makanan pokok seperti padi, jagung, ketela, di samping bahan makanan lain seperti kacang, kedelai, buah-buahan, dan bahan makanan lain yang berasal dari hewan.
Kedua, desa ditinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah (raw material) dan tenaga kerja (man power) yang tidak kecil artinya.
Ketiga, dari segi kegiatan kerja (occupation) desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa indrustri, desa nelayan, dsb.
PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN
Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
Lingkungan umum dan orientasi terhadap alam
Pekerjaan atau mata pencaharian
Ukuran komunitas
Kepadatan penduduk
Homogenitas dan heterogenitas
Diferensisasi social
Pelapisan social
Mobilitas social
Interaksi social
Pengawsan social
Pola kepemimpinan
Standar kehidupan
Kesetiakawanan social
Nilai dan system nilai
No comments:
Post a Comment
please your comment